Monday, February 15, 2016

Berapa banyak saudaramu yang mendoakanmu? Itulah alasan mengapa kamu masih bertahan



Mungkin Allah geram dengan kita, untuk setiap amanah yang terlalaikan, kewajiban yang terabaikan dan hak yang tak ternunaikan. Karena itu, rasanya tak pantas mengaku bahwa bertahannya kita adalah karena doa kita sendiri.

Bahkan salah satu asbab masih berdirinya kita dalam jamaah ini adalah doa mereka yang menguntai sampai ke langit, yang tak pernah henti menyebut kita dalam sujudnya agar allah istiqomahkan kita dalam lingkaran ini.

Atau mungkin bertahannya kita saat ini karena malam-malam panjang saudara kita yang selalu mengupayakan dengan segenap keterbatasannya merangkul kita agar tidak berkurang kekuatan dalam barisan ini.

Bekerja dalam jamaah terkadang menuai kecewa, menyisakan lelah hingga menyesakkan dada. Bagaimana hati harus belajar menjaga, menahan, dan terus membenteng dalam khusnudzan. Tapi akan lebih payah kaki ini jika memutuskan untuk tak berjamaah, memutuskan untuk menyelam bebas sendiri tidak akan menyelesaikan solusi, yang ada hanya akan menambah frustasi.

Untuk hati-hati yang masih terjaga dalam jamaah bertahanlah!

Bertahan karena dan untuk mereka yang dalam diam mendoakanmu dalam untaian rabithohnya. Biarkan kau menyaksikan indahnya doa doa saudaramu yang menguntai sampai k langit, menjadi kekuatan sendiri untuk tetap bertahan dalam barisan ini.

Untuk hati yang masih terjaga dalam jamaah, bertahanlah!

Dengan kesabaran yang lebih lama lagi, dan keikhlasan yang lebih baik lagi. rasanya kita perlu periksa hati saat futur itu melanda, perlu mengobati hati saat mulai terjatuh dalam titik terlemah serta perlu mengistirahatkan hati yang sedang menganga dan mengobati hati yang perih terluka.

Karena doa saudaramu, kau bertahan

Karena doa saudaramu, kau pun terjaga.

Untuk kalian yang tak pernah henti merajut untaian rabithoh dlm barisan ini, rasa syukur dariku yang tak cukup ku bayarkan karena telah Allah perkenalkan aku kepadamu. Dalam daomu kau jaga aku, dan dalam doamu kau kuatkan aku.

Yang juga mendoakanmu dalam diam,

Tuesday, April 21, 2015

Menghimpun berserak "rindu" dalam ikhtiar





Tentang rindu..

Sejatinya aku tengah amnesia. Sejak dahulu aku memejam semua indra, menyublim seganjil asa. Meski paruh waktu yang menggerogoti logika, pada luka yang menghimpun puing memori.

Tentang rindu..

Mungkin dulu terasa indah, mewarnai hampir setiap langkah. Namun rindu, kini hadirnya mematikan rasa, mengikis semua memori jahiliah

Saat rindu datang, aku bisa apa?

Aku hanya bisa mengeja kerinduan dengan barisan aksara yang kuantar padamu. Dalam sewujud surat tanpa nama yang tak pernah jemu aku rangkai. Meski aku tak pernah tahu siapa dirimu, di mana keberadaanmu, dan kapan kehadiranmu.

Saat rindu datang, lantas aku bisa apa?

Hanya diam membisu, mengingat apa yang Allah takdirkan bisa saja berbeda. Mungkin lidah mampu menyilat kata, namun mata tak mungkin berdusta. Gerak yang berbaur tak mungkin tak jujur.

Ada yang berkecamuk di hati, entah itu rindu, cinta, atau nafsu
Tuhan.. Perbolehkan aku mencuri senoktah saja maghfirah-Mu..

Dan untukmu yang selalu kurindu dalam lantunan mushaf kesayanganku,wahai engkau yang memeluk resah dalam noktah. Meski belum bertemu, aku bahkan pernah mengenalmu, entah untuk sebuah imajinasi atau memang sudah Allah takdirkan terjadi.

Wahai engkau yang mencumbu khawatir dalam dzikir, istiqomahlah!

Wahai engkau yang berkutat pada kertas, buku dan diktat, fokuslah meramu mimpimu!

perlahan Allah akan tunjuki jalannya.

Wahai engkau yang menggalau rindu, tersenyumlah!

Tetaplah pelihara hatimu dari segala noda, tak melupa Sang Mahacinta.



Tentang rindu..

Demi engkau, sebuah nama yang Tuhan jaga.. penantian bukanlah suatu hal yang menyesakkan, melainkan sewujud rindu yang memahkotakan senyuman. Aku tetaplah utuh sebagai seorang munfarid, hanya hingga restu Tuhan tercipta untuk berjamaah denganmu. Engkau, sebuah nama yang selama ini tuhan jaga.

Izinkan aku Rabb, menantinya dengan sepenuh khusyuk, bukan dengan berleha. Melainkan dengan segenap ikhtiar yang menghimpun berserak rindu.

Izinkan aku Rabb, berjumpa dengannya dalam restu cinta-Mu, bukan dengan tergesa. Melainkan segera menujunya untuk semakin dekat dengan-Mu.

(postingan ini kupersembahkan untuk keluarga KOMBUN UNJ)
#EdisiAprilRindu
https://twitter.com/BLOGGER_UNJ

Monday, April 20, 2015

Social Womanpreneur: Berdayakan Wanita untuk Berdikari

Keterlibatan perempuan dalam berwirausaha menghasilkan berbagai macam pandangan dari berbagai macam kalangan, baik yang pro, maupun yang kontra. Adapun pandangan pihak yang kontra terhadap peran wanita sebagai pengusaha terkadang mengabaikan permasalahan dalam rumah tangganya, selain itu pandangan terhadap wanita yang bekerja dan memiliki penghasilan lebih banyak dari suaminya seringkali menjadi tidak bersifat etis dalam rumahtangganya. Mulai dari kurang menghargai sampai bersikap terlalu dominan terhadap pasangannya. 

Padahal saat ini keikutsertaan peran perempuan dalam berkarir tidak lagi mengedepankan keinginan menjadi super woman yaitu “perempuan yang tanpa bantuan”. Karena ikut sertanya peran perempuan dalam bekerja membutuhkan peranan seorang suami yang selalu mendukungnya, selain itu bukan karena semata-mata permasalahan ekonomi. Manfaat bekerja bagi mereka adalah memberikan kepercayaan diri, menambah pergaulan, dan membuat mereka berdiri di kaki sendiri secara ekonomi.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, terutama sejak terjadinya krisis ekonomi di tahun 1997 perhatian terhadap pemberdayaan perempuan dalam kegiatan berwirausaha pun mulai bermunculan. Perhatian tersebut tidak hanya muncul dari dunia akademisi tetapi juga dari para pengambil kebijakan praktisi, dan lembaga-lembaga masyarakat non pemerintahan. Di pedesaan pun sangat membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah kemiskinan. Oleh karena itu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan suatu mobilitas bagi perempuan dalam mengembangkan usahanya, selain itu UMKM merupakan sebagai tempat pengujian dan pengembangan kemampuan kewirausahaan wanita. 

Dari data diatas menunjukan bahwa jumlah wanita pengusaha di Indonesia, terutama di UMKM mengalami peningkatan sejak tahun 1980-an bersama dengan era pertumbuhan ekonomi tinggi yang mendorong peningkatan pendapatan masyarakat per capital yang pesat. Data kepemilikan UMKM menunjukan secara rinci bahwa sebanyak 44,29% usaha mikro dikelola oleh perempuan, demikian pula di sector usaha kecil sebanyak 10,28% . Sedangkan dalam laporan Mentri Pemberdayaan Perempuan Oktober 2007 dalam dalam Widowati 2012 menyatakan bahwa 60% dari 41 juta pengusaha mikro dan kecil di Indonesia adalah perempuan.

Peningkatan peranan wanita dalam berwirausahan mampu menciptakan sosok Tatiek Kancaniati sebagai social womanpreneur. Tatiek Kancaniati seorang ibu dari tiga orang anak, dan mempunyai seorang suami pegiat pemberdayaan masyarakat juga di Dompet Dhuafa. Kiprahnya di dunia pemberdayaan masyarakat khususnya wanita menjadi passion hidupnya. Tatiek lahir di Bogor, 1 Oktober 1974. Menyelesaikan pendidikan dari Fakultas Komunikasi Penyiaran Islam Syahid, Diploma III Fateta IPB, Akta IV IKIP Jakarta. Seorang social womanpreneur leader yang saat ini bekerja sebagai Trainer Social Entreprenuer Leader dan wiraswata.

Kecintaan Tatiek pada dunia wirausaha merambah ke level yang lebih tinggi setelah dirinya mengikuti studi Social Entrepeneur Leader Dompet Dhuafa pada tahun 2008 silam. Pelatihan selama satu tahun tersebut diakuinya telah membuka pikiran dan mata hatinya untuk menerapkan entrepreneur berbasis pemberdayaan masyarakat dan berkontribusi sosial dalam meningkatkan taraf hidup para kaum dhuafa. Lewat ketekunan dan semangat pengabdian, Tatiek Kancaniati berhasil mengubah wajah kampung yang mulanya mati dari geliat bisnis menjelma sebagai kampung wisata. Berkat kerja kerasnya Desa Tegal Waru kini mampu menyedot pengunjung dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak sekolah, mahasiswa, ibu-ibu PKK, majelis taklim, hingga pebisnis dari seluruh Indonesia.

Sebelumnya, pada tahun 2006, Tatiek telah mendirikan Yayasan Kuntum. Yayasan yang namanya merupakan singkatan dari Kreativitas Usaha Unit Muslimah ini ia buat untuk memberdayakan wanita pedesaan agar wanita mampu berdikari secara ekonomi, tidak melulu menikah di usia muda serta tidak bekerja di garmen dengan upah kecil. Diperkuat dengan pelatihan-pelatihan dan niat yang kuat, yayasan ini berkembang menjadi Kuntum Organizer yang menangani pemberdayaan masyarakat satu desa. Tatiek memberdayakan ekonomi perempuan desanya dengan memberikan berbagai pelatihan keterampilan untuk usaha rumahan sehingga isu pernikahan dini serta putus sekolah bisa terpecahkan.

Tentu langkah yang dilakukan Tatiek tak semudah membalik telapak tangan. Butuh ketekunan, kerja keras, dan semangat pengabdian. Tidak hanya membekali teori, Tatiek ingin menunjukkan langkah konkret. Lewat Yayasan Kuntum (Kreativitas Usaha Unit Muslimah) yang didirikannya tahun 2006. Ia merancang sebuah program yang bisa menginspirasi, sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat akan entrepreneur . Langkah-langkah yang dilakukan Tatiek antara lain melakukan pemetaan sosial dan ekonomi beserta masalahnya. Ia bekerja sama dengan kelurahan dan kecamatan untuk menggali data-data tersebut. Selanjutnya, ia mendirikan Koperasi Kampoeng Mandiri.

Mimpi dan harapannya masih besar, ke depan kegiatan yang dirintis ini bisa menjadi model dan ditiru tempat lain sehingga gerakan perekonomian dari desa/kampung tercapai lebih cepat. Lewat kerja kerasnya selama ini, Tatiek berharap agar para wanita mampu berdiri di atas kaki sendiri secara ekonomi. Peran seorang wanita dalam UMKM merupakan suatu bukti bahwa seorang perempuan mampu membantu perekonomian keluarganya. Wanita harus mampu menjadi social womanpreneur. Wanita dengan segala kelebihan sangat pas memilih jalan sebagai Social Entrepreneur,sikap wirausahawan sosial adalah individu yang bervisi, berjiwa pengusaha, dan beretika, yang mampu menciptakan inovasi sosial dan mampu mengubah sistem yang ada di masyarakat. 

Peran wanita disinilah bagaimana menjadikan rumah dan lingkunganya sebagai basis kekuatan ekonomi. Jadi jika seorang wirausaha bisnis mengukur keberhasilan dengan keuntungan dan pendapatan, maka wirausahawan sosial diukur keberhasilannya dari dampak aktivitasnya terhadap masyarakat yang tentunya membawa kebaikan dan meningkatnya harkat kaun lemah.



Wednesday, February 4, 2015

Mengenal Lebih Dekat Departemen dan Biro BSO KSEI UNJ

Dari sini, berangkatlah kita..
Hingga catatan-catatan yang tertoreh pun beraneka. Semuanya punya makna. Dan semua itu perlu kita dokumentasikan untuk cerita esok, bagi penerima estafet perjuangan.

Ahlan wa sahlan calon punggawa BSO KSEI UNJ
Mari bergabung bersama kami, dalam barisan yang teratur. Merajut ukhuwah dalam dakwah bernuansa ilmiah.




1. BIRO INKESTRA 
Kami adalah nafas yang selalu menyegarkan dan memberi kenyamanan di KSEI. Menjadi tangan-tangan luar biasa dalam pengontrolan inventaris, aset serta buku-buku koleksi KSEI. Menjadi media kreatif dalam syiar ekonomi syariah di kalangan Fakultas Ekonomi melalui mading-mading syariah. 

Proker:
  • Perpustakaan, mendata dan mengontrol serta mengurusi peminjaman buku-buku koleksi KSEI
  •  Inventaris. Mendata, mengontrol, serta melakukan pembaharuan terhadap inventaris dan aset di sekretariat KSEI guna memperlancar segala kegiatan/proker KSEI serta meminimalisir adanya kehilangan. 
  • Bedah Sekret. Melakukan inovasi tata letak sekretariat KSEI sehingga lebih menarik dan terus memberikan kenyamanan dalam menjalankan kegiatan 
  • Madrasah. Menjadi media kreatif dalam syiar ekonomi islam melalui majalah dinding yang berisi ilmu dan pengetahuan ekonomi islam di FE UNJ. 
Non Proker
  • Sinar. Menjadi reminder penyatuan sinergi di dalam lingkaran ksei melalui satu hari memakai satu warna baju yang sama. 
  • Kalad (Kalender Milad). Menjadi reminder pada setiap punggawa KSEI ynag berulang tahun 
  • Keputrian. Menjadi wadah kumpulnya akhwat FE yang membahas tentang bagaimana cara wanita dalam bermuamalah. 
  • Buku Tahunan KSEI. Menjadi sebuah buku yang berisikan profil punggawa KSEI beserta foto dan dokumentasi semua program kerja yang telah terlaksana selama satu tahun masa jihad. 
2. BIRO INKUBASI
Induk Usaha Berbasis Syariah yang kerap kali disebut INKUBASI adalah sumber kekuatan gerak KSEI dibidang pendanaan. Punggawa-punggawa INKUBASI selalu memiliki inovasi tak terbatas dalam menerapkan bisnis syariah. Biro ini berfokus pada manajemen keuangan KSEI melalui fund rising. Tidak hanya teori, biro ini menerapkan bagaiman cara bertransaksi secara syariah dengan produk-produk syariah. Salah satu produk terkenalnya adalah SUKUK atau biasa kita kenal dengan obligasi syariah.

Proker:
  • Udang (Usaha Dagang), usaha ini beroperasi menjual makanan dan minuman serta alat tulis di Gd.L 
  • Tamini (Tabungan Mini) Syariah, dioperasikan khusus untuk punggawa KSEI agar menciptakan budaya menabung 
  • KTC (KSEI Trade Center) merupakan program unggulan KSEI yang menyediakan jaket, pin, emblem, goodybag, dll. Semuanya dijual sepaket dan khusus untuk punggawa KSEI FE UNJ. 
Non Proker:
  • Sukuk (Obligasi Syariah) merupakan alat funding untuk usaha dagang dengan sistem mudharabah.

3. DEPARTEMEN KAJIAN
Ibarat satu tubuh, kajian adalah otak dari kelompok studi ini, menjadi pusat syaraf-syaraf pergerakan keilmuan ekonomi islam. Ibarat sebuah lilin, kami senantiasa siap menjadi cahaya ilmu dalam kegelapan ruang ekonomi kapitalis. Tujuan kami adalah membangun KSEI dalam pergerakan dakwah bernuansa ilmiah melalui kegiatan-kegiatan diskusi sebagai proses penguatan keilmuwan internal dan eksternal.

Proker:
  • DIKSI (Diskusi seputar Ekonomi Islam), menilik kejadian incidental yang terjadi pada ekonomi Indonesia bahkan dunia. Dikupas dari sisi ekonomi umum dan islam. Diadakan sebulan 2 kali. 
  • SEIS (Sharia Economics Informal Study) merupakan kuliah informal ekonomi islam sebagai salah satu sarana untuk menimba ilmu ekonomi islam dari para pemateri yang ahli sesuai bidangnya. Diadakan untuk eksternal umum dalam 6 minggu dengan 6 kali pertemuan. 
NonProker:
  • Rebooks (Resume Buku-buku), membaca buku dan menuangkan kembali dalam tulisan adalah salah satu cara efektif dalam belajar. Diadakan satu bulan sekali

4. DEPARTEMEN HRD
“Kaderisasi bukanlah segala-galanya, tapi segala-galanya dimulai dari kaderisasi” . Ibarat satu tubuh, HRD menjadi jantung hidupnya kelompok studi ini. Visi kami membangun pribadi punggawa KSEI yang memiliki karakter ekonom rabbani. Kami bergerak dalam penjagaan kualitas dengan nilai-nilai islami pada semua aspek, melatih keberjamaahan, serta mencetak aktivis gerakan dakwah ekonomi islam.

Proker:
  • Small Group Discussion (SGD) merupakan diskusi kelompok dengan satu mentor yang dikhususkan untuk pengurus KSEI sebagai pembelajaran terarah dan intensif mengenai ekonomi syariah yang diadakan setiap minggu. Diskusi ini juga merupakan pembinaan keilmuwan yang diarahkan untuk mempersiapkan KSEI UNJ dalam ajang-ajang lomba. Setiap bulannya akan ada evaluasi pembelajaran berupa tes tertulis. 
  • Wisata Islam Ekonomi (WISE) merupakan program kerja kaderisasi aliansi dengan BSO Al Iqtishodi. Program ini bertujuan untuk melakukan pembinaan ruh, jasad dan akal untuk mahasiswa-mahasiswa muslim FE. WISE juga dijadikan gerbang untuk lebih dekat mengenal lembaga dakwah fakultas.
  • Diklat Ekonomi Islam (DEI) merupakan program wajib yang telah disepakati oleh FoSSEI menjadi salah satu alur kaderisasi setiap kelompok studi ekonomi islam. DEI diperuntukkan untuk seluruh civitas akademik FE UNJ maupun anggota KSEI dari luar universitas. Bertujuan untuk mempersiapkan dan menciptakan kader-kader terbaik penerus tongkat estafet Kelompok Studi Ekonomi Islam. 
Non Proker:
  • English Day, satu hari lebih interaktif dengan Bahasa Inggris 
  • Nemonea (One Month One Ayat), program menghafal minimal satu ayat dalam satu bulan yang berkaitan dengan ekonomi syariah 
  • KEPO-K (Knowing Every Person in KSEI), menyapa punggawa KSEI dengan ukhuwah. HRD lebih dekat dengan punggawa KSEI 
  • KBK (Kumpul Bareng KSEI), program bulanan yang diadakan oleh ikhwan dan akhwat dengan kegiatan berbeda. Melakukan segala kegiatan yang bertujuan untuk membangun kreativitas dan mengasah bakat. Seperti bermain futsal untuk KBK Ikhwan dan belajar memasak untuk KBK Akhwat. 
  • Mabit (Malam Binaan Iman dan Takwa) merupakan penjagaan dan pembinaan ruhiyah seluruh pengurus KSEI yang diadakan dua kali selama kepengurusan.

5. DEPARTEMEN PUBLIC RELATION
Media akan menjadi sarana percepatan menuju kebangkitan ekonomi islam. Ibarat satu tubuh, PR adalah mulut dari kelompok studi ini. Tak pernah berhenti meneriakkan semangat dalam membumikan ekonomi islam. Kami mempunyai tujuan untuk memperluas ekonomi islam di tengah kehidupan. Pijakan kerja kami berawal dari rumah kami sendiri, yaitu terbentuknya masyarakat kampus intelek dan professional menuju kebangkitan islam.

Proker: 
  • KGTS (KSEI Goes To School) merupakan strategi pembumian ekonomi islam di kalangan pelajar. Proker ini diadakan sekali dalam kepengurusan yang diadakan di SMA/sederajat. 
  • KGTF (KSEI Goes To Faculty) merupakan strategi pembumian ekonomi islam di kalangan mahasiswa, kami berkunjung ke fakultas-fakultas di UNJ untuk mensosialisasikan ekonomi islam. Diadakan sekali dalam kepengurusan. 
  • Studi Banding merupakan bentuk dari silaturrahim dan dijadikan sebagai alat ukur serta pembelajaran antar Kelompok Studi Ekonomi Islam 
  • KGTC (KSEI Goes To Company) merupakan kunjungan perusahaan atau lembaga keuangan syariah sebagai bentuk pembelajaran untuk menciptakan praktisi-praktisi ekonomi syariah yang professional 
  • Media Sosial, pembumian ekonomi islam dengan berbagai media sosial, terus update berita terkini dan meluaskan jaringan ke berbagai KSEI di Indonesia. 

Non Proker:

  • Sporter (Spread Information by Poster), menyebarluaskan informasi melaui poster-poster ekonomi syariah. 
  • Majalah Ekonomi Syariah

Saturday, October 25, 2014

Tampilkan Citra Islam Berprestasi Sebagai Akselerasi Menuju Generasi Islam yang Berkualitas

Islam sering kali diberikan gambaran oleh orang-orang dan golongan yang tidak pernah mengenalnya sebagai agama yang mundur dan memundurkan. Islam juga dikatakan tidak pernah menggalakkan umatnya untuk menuntut dan menguasai berbagai lapangan ilmu pengetahuan. Kenyataan dan gambaran yang diberikan itu bukan saja tidak benar tetapi juga bertentangan dengan hakikat sejarah yang sebenarnya. Pada masa lalu dan memang sudah ajaran Islam, bahwa jika seseorang menemukan alat atau apapun yang belum ada manusia yang menciptakannya, maka wajiblah baginya untuk menyebarkan hasil temuannya itu. Menyebarkannya kepada umat manusia agar mereka dapat mempermudah pekerjaannya dan menjadikan mereka semakin bersyukur kepada Allah.

Sejarah adalah fakta, dan fakta adalah sejarah. Sejarah telah membuktikan betapa dunia Islam telah melahirkan banyak golongan sarjana dan ilmuwan yang cukup hebat dalam berbagai bidang keilmuwan. Mereka tidak menuntut satu apapun, termasuk “hak paten” atau “upeti” lainnya akibat temuannya tersebut.Namun propaganda media tumbuh berkembang kian pesat seolah mencabut kebenaran dari akarnya. Dan dari orang-orang baratlah ilmu-ilmu itu kemudian dicuri, lalu dipatenkan atas nama mereka untuk mencari keuntungan. Banyak sekali penemuan-penemuan dari kebudayaan Islam yang tak tercatat sejarah.Dibalik karya mereka tersimpan sebuah peradaban Islam yang dibangun atas dasar prestasi. Lahirnya para ilmuwan Islam menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang kaffah, Islam tidak hanya memperhatikan aspek syariah, ibadah, dan muamalah tetapi juga menjunjung tinggi ilmu di atas amal.

Sekiranya kita hendak berbicara tentang Islam dan kemuliaan ternyata tidaklah cukup hanya berbicara mengenai ibadah ritual belaka, tidaklah cukup hanya berbicara seputar shaum, shalat, zakat dan haji. Berkaca pada Sang Suri Tauladan, Rasulullah SAW, beliau adalah orang yang sangat mencintai prestasi. Hampir setiap perbuatan yang dilakukan Rasulullah terjaga mutunya dan begitu mempesona kualitasnya. Shalat beliau adalah shalat yang bermutu tinggi, shalat yang prestatif, khusyuk namanya. Amal-amal beliau merupakan amal-amal yang terpelihara, kualitasnya bermutu tinggi, ikhlas namanya. Tak dapat dipungkiri beliau adalah pribadi yang sangat menjaga prestasi dan mempertahankan kualitas terbaik dari apa yang sanggup ia lakukan.

Sederet fakta logis semakin menguatkan bahwa “Muslim harus berprestasi!”. Jika tidak berprestasi, maka ada yang harus ditata dan dibenahi bagaimana kita berislam. Boleh jadi belum seshalih yang selayaknya. Ada rasa tak puas dengan prestasi seadanya, ada rasa tak nyaman dengan cita-cita yang tak segera dijemput, ada muhasabah pada ikhtiar diri selama ini. Jika ada yang bertanya mengapa umat Islam belum dikatakan unggul dalam hal kualitas di muka bumi ini,, sekiranya kita sudi merenung bahwa ada hal yang tertinggal dalam menyuritauladani Rasulullah. Rupanya kita belum terbiasa dengan kata prestasi, seolah terasa asing dengan kata kualitas. Dan kita pun kerap kali terpengaruh manakala mendengar kata unggul. Akibat tak terbiasa dengan istilah-istilah tersebut kita pun tak lagi merasa bersalah andaikata tak tergolong menjadi orang yang berprestasi.

Prestasi sebagai bentuk akselerasi menuju generasi Islam yang berkualitas. Prestasi akan menjadi nilai jual Islam dihadapan publik. Prestasi juga yang akan menjadi magnet syiar bagi objek dakwah sebagaimana para Nabi menjadikan mukjizat sebagai wasilah syiar mereka. Berpikirlah sejenak berapa banyak pemuda islam yang mahsyur dengan prestasinya? Ratusan, ribuan atau bahkan jutaan? Bukankah perbandingannya masih sangat jauh dibandingkan pemuda-pemuda di luar Islam? belum lagi propaganda media yang tak kunjung usai mempercantik berita para pemuda non Islam. Semakin banyak mereka yang menguasai prestasi di segala bidang keilmuwan, maka semakin cepat gerak kaum liberal menjauhkan pemuda Islam dari ketauhidannya. Mereka jadikan prestasi sebagai magnet ketertarikan generasi Islam saat ini. Tak akan pernah habis cara musuh-musuh Allah dalam mengelabuhi generasi Islam saat ini. 

Prestasi adalah modal pembangunan generasi Islam yang lebih baik. Prestasi para pemuda Islam mencerminkan kadar berkualitasnya Islam itu sendiri. Dalam urusan duniawi, produk-produk yang unggul selalu lebih mendapat tempat di masyarakat. Lebih mendapatkan kedudukan dan penghargaan sesuai dengan tingkat keunggulannya. Semakin banyak pemuda-pemuda Islam yang berlabel
“prestatif” maka semakin kuat juga mereka menguasai semua ranah, menjadikannya sebagai peluang mendirikan panji-panji Islam di muka bumi. Selain itu, terciptanya pemuda Islam yang berprestasi mampu menampilkan citra baik di kalangan masyarakat. 

Generasi Islam tidak lagi dipandang sebagai generasi yang mundur bahkan jauh dari kejayaan, mereka tidak lagi dipandang sebagai generasi yang bodoh bahkan terbelakang, tidak lagi dipandang sebagai generasi yang tidak disiplin bahkan penggiat kerusakan. Para pemuda yang unggul akan bermanfaat lebih banyak daripada orang-orang yang tak memelihara dan meningkatkan mutu keunggulannya. Sehingga prestasi mampu mengakselerasi pembentukan generasi Islam yang berkualitas. Keberkulitasan generasi Islam telah mampu dibayar oleh segudang prestasi pemuda-pemudanya.

Sudah merupakan sunnatullah bahwa yang mendapatkan predikat terbaik hanyalah orang-orang yang paling berkualitas dalam sisi dan segi apa yang Allah takdirkan di setiap episode kehidupan. Siapapun yang ingin memelihara Islam dan membangun keberkualitasannya, maka bagian yang harus menjadi pedoman adalah menjadi insan yang senantiasa menikmati perbuatan dan karya terbaik yang paling berkualitas. Prestasi dan keunggulan harus menjadi bagian yang lekat menyatu dalam perilaku kita sehari-hari. 

Menyatupadukan tubuh yang memberikan karya terbaik sesuai dengan syariat dunia dan hati yang memberikan keikhlasan terbaik sesuai dengan syariat agama.Demi generasi Al Islam yang berkualitas, tubuh seratus persen bersimbah peluh dan keringat akan memberikan upaya terbaik, otak seratus persen akan digunakan untuk mengatur strategi yang paling jitu, serta hatiseratus persen memberikan tawakal dan ikhlas terbaik dalam mendirikan diin ini. 

Bangkitlah! Dan jangan menunda untuk menjadi generasi Islam yang unggul dan berprestasi dengan potensi yang telah Allah SWT anugerahkan kepada tiap diri hamba-hambaNya. Hanya pemuda Islam yang paling berhak menjadi manusia terbaik yang mampu menggenggam dunia daripada mereka yang ingkar tak mengakui bahwa segala potensi dan kesuksesan itu adalah anugerah Zat Maha Pencipta. “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyeru yang ma’ruf dan mencegah yang munkar dan beriman kepada Allah”.

Tampilkanlah citra Islam yang berpretasi, jadikan itu sebagai senjata dakwahmu. Bangkit dan berprestasilah atas nama Tuhanmu yang telah memberikanmu segudang ilmu dengan akal tanpa batas.Gerakkan hatimu untuk senantiasa meningkatkan mutu dan kecewalah ketika mutu itu tak kunjung baik hari demi hari. Pertajamlah senjatamu itu dengan amal, sebarluaskan tanpa batas melebihi mahsyurnya berita para liberal. 

Dengan prestasi engkau akan berdakwah lebih cepat dari biasanya, melibatkan ilmu dengan amal, menjadikan ketertarikan objek dakwah sebagai peluang tanpa batas mensyiarkan agama Allah. Prestasi pula yang akan menghidupakan magnet dalam diri kemudian menyebarkan daya tarik ke medan-medan dakwah dengan nyata. Bangunlah keberkualitasan agamamu di atas prestasi para pemuda-pemudanya, untuk bangsa, agama, dan almamater.

Sunday, July 20, 2014

Yuk Nikah ! Aku siap menemanimu menghafal Qur'an :)


Yuk Nikah... Aku siap menemanimu menghafal Qur'an


Ikhwah fillah gimana rasanya kalau ada seseorang yang mengatakan itu kepadamu? waduh pasti melting banget, bisa sport jantung di tempat ( saya juga hehhe..).

Tenang gausah shocked saya yang baru berumur 18 tahun tiba-tiba langsung menghiasi blog dengan kata "nikah". Ini pure judulnya bukan buat sendiri. Jadi gini, hari ini tepat Minggu, 20 Juli 2014 saya baru saja mengikuti kajian Ust. Yusuf Mansyur di Masjid Istiqlal. Nah, temanya yaa itu tuh. Dahsyat kan broooo....!!

Tenang ada yang gak kalah dahsyatnya dari  ini, itu ustad bawa putra-putrinya yang masih bocah-bocah banget, daaaaan mereekaaaaaaaaaaa semua hafal qur'an, mereka lagi proses menuju hafidz/ah cilik. iri hati rasanya. Di sana kita para peserta kajian dipandu untuk berikrar seperti ini

" Bismillahirrahmaanirrahim.. Saya Ajeng Pratiwi umur 18 tahun. Insyaallah 25 tahun yang akan datang umur saya menjadi 43 tahun, kalau saya mulai menghafal Al Qur'an satu hari satu baris maka di 25 tahun yang akan datang saya akan menjadi hafidzah 30 juz di umur 43 tahun"

aamiin allahumma aamiin
kurang lebih begitu ikrarnya, benar-benar terharu. Mulai saat itu juga saya berazam untuk istiqomah menghafal Al Quran agar kelak saya bisa melihat kedua orang tua saya di wisuda langsung oleh Sang Maha Guru, Allah SWT. Aamiin
Ya walaupun sebelumnya saya sudah mulai menghafal, tapi rasanya semakin kuat saja niatnya untuk mengahafal.

lantas apa hubungannya ya dengan menikah??
heem pasti kalian menunggu kan, kepo kan. Jadi hubungannya dengan nikah, kalau saja kita sudah niatkan untuk menjadi hafidz/ah, apapun yang terjadi kita harus tetap menghafal. Nah, untuk mempermudah kita harus memiliki pasangan yang mempunya satu visi dengan kita. Tepat!! Menjadi Penghafal Al-Qur'an. Masih ingatkan janji Allah disurat An-Nur  verse 26?? wuaah kalau urusan jodoh pasti paham kan ayatnya.

Laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik, begitupun sebaliknya. Jadi bang ustad menekankan kalau kita hafidz/ah qur'an insyaallah jodohnya juga sama *eaaa, aamiin. Hayooo siapa yang mau estafet ayat sama imamnya nanti? setelah shalat tahajud, heningnya malam menjadi saksi , malaikat-malaikat melebarkan sayapnya seraya berdoa yang terbaik untuk kita.  Of course it's the sweetest moment ever. 
Apakah cukup dengan berhenti di diri kita saja? tentu tidak. Kita juga harus berusaha untuk mencetak generasi-generasi para penghafal Qur'an, kan kita juga mau di wisuda langsung oleh Sang Maha Guru.

Lakukan saja mengahafal sehari sebaris setidaknya kitas sudah melakukan One Day One Line. Kalau saja ketika dalam perjalanan Allah rindu dengan kita, memanggil kita dalam maut, insyaallah sudah Allah catat niat baik kita, atau siapa sangka Allah ridha memberi gelar hafidz/ah, walapun kita belum hafal 30 juz. Ingat !! :) niat baik kan sudah Allah catat dalam satu kebaikan meski tertunda pelaksanaannya.

Jadi paham kan?
Mari mulai sekarang buat proposal hidup; tujuan, visi & misi, termasuk kriteria calon imam. Tentunya yang punya satu visi ya :)

Sebuah nada membuatku terhanyut dalam keheningan
Tatkala ku bersujud pada Ilahi
Hening... Damai ...
Di atas sajadah yang membentang
Ku lantunkan wahyu Sang Pencipta
Terbata-bata, namun kau dengan sabar mengindahkannya
Membacanya, menyejukkan kalbu
Memahaminya, menenangkan jiwa
Mengamalkannya, limpahan pahala
Sungguh, hati kan rapuh bila meninggalkannya
Al-Qur'an, izinkan aku meminangmu, di keheningan malam



Wednesday, July 16, 2014

Mencintai dalam Hati Ternyata Kesalahan

Namaku Tulip, seorang gadis yang tidak pernah pacaran sama sekali, dan memang berprinsip untuk tidak mau pacaran, tapi langsung menikah saja. Prinsip itu menjadikanku terlihat lebih cuek terhadap pria. Bahkan, aku terkenal kaku untuk bisa berhadapan dengan pria. Hingga terkesan dari luar justru aku ini jutek. Awalnya itu tidak menjadi masalah bagiku, tapi mulai menjadi masalah saat usiaku semakin matang untuk menikah, saat hampir semua teman sebayaku sudah menikah.

Prinsip tidak mau pacaran yang kuanut kukira tadinya sudah cukup. Namun ternyata prinspi itu mengantarkanku untuk terjebak dalam situasi "Cidaha", ya Cinta Dalam Hati. Setiap aku menyukai seorang pria, aku menyimpannya rapat-rapat, bahkan jarang kuceritakan kepada siapapuun. Di depan aku terlihat biasa-biasa saja seperti cuek kepada dia yang kusukai. Namun, di belakangnya aku bisa stalking kegiatan hariannya melalui akun sosmed-nya dari Facebook,blog,Twitter, dan lain-lain.

Sayangnya, ketidakberanianku untuk mengungkapkan perasaan terlebih dahulu membuahkan akibat yang terus berulang. Setiap orang yang ku kagumi secara rahasia, selalu meninggalkanku dan menikah dengan wanita lain. Hal tersebut berulang terjadi sampai beberapa kali. Hingga suatu masa aku merasa ini harus menjadi yang terakhir kalinya aku terjebak dalam virus Cidaha.

Kurang lebih dua tahun aku mengaguminya, kekagumanku kali ini rasanya berlebihan. selain stalking akun sosmed-nya, aku juga sampai membuat catatan harian tentangnya. Catatan digital seperti buku harian di laptopku. Setiap hari aku menulis tentangnya dan tentangku, harapan-harapanku bersamanya, impianku bersamanya dan lainnya. Tanpa ia ketahui. Perasaan itu aku simpan rapi, hanya salah seorang sahabatku yang mengetahuinya.

Hingga suatu hari aku mendengar kabar bahwa dia akan menikah! Kaget bercampur sedih aku rasakan. Kali ini aku putuskan untuk memberanikan diri mengungkapkan persaanku kepadanya. Kemudian ia hanya menanggapi, "Kamu ke mana saja selama ini, saat aku mengharapkanmu, kamu ke mana?"
Ya! salahku sendiri yang terlalu egois di saat sebenarnya sinyal-sinyal cinta darinya mulai aku dapatkan beberapa waktu sebelumnya.

Aku kalut, sakit hatiku sudah memuncak merasakan kegagalan perasaanku lagi. Kuputuskan memberi file catatan harian itu kepadanya. Terserah apa yang mau dipikirkannya, namun aku ingin dia juga tahu perasaanku kepadanya. Meski kuakui dalam hati bahwa saat itu ada harapan bahwa dia akan berpaling kepadaku, takdir sudah berbicara, ini sudah menjadi keputusan Allah. Dia tetap menikah dengan orang lain.

Aku sadar bahwa ada hal yang harus kubereskan, yaitu diriku sendiri. Aku harus berdamai dengan diriku sendiri, yang ternyata belum memaafkan kesalahannya yang terlalu memforsir diri mencinta pada tempat yang tak seharusnya. Sekarang ini biarlah aku mendekat kepada-Nya untuk dipantaskan bertemu dengan ia yang ditakdirkan untukku, dengan cara-cara yang lebih baik. Aamiin

                                                                  *****

Memaafkan kesalahan orang lain terhadap diri kita itu jauh lebih mudah dibandingkan dengan memaafkan kesalahan diri sendiri terhadap diri kita. Terjebak Cidaha, secara tidak langsung ternyata membuat diri kita merasa bersalah. Merasa bersalah bukan terhadap orang lain, tapi pada diri sendiri.
"Kenapa harus merasakan mencintai sebuah kesia-siaan? Kenapa harus rela buang-buang waktu untuk sebuah ketidakjelasan? Kenapa harus mau tersiksa dengan perasaan yang tidak seharusnya?"

Terlebih memohon ampunan kepada-Nya, karena saat terjebak kondisi Cidaha, boleh jadi kita telah menduakan bahkan me-multiple-kan cinta-Nya yang membuat Allah murka. Mari, jadikan setiap penyesalan diri sebagai hikmah yang membawa kita pada kesyukuran.