Dan Akhirnya Aku Memilih KSEI
~Dilema dengan dua Badan Semi Otonom~
Organisasi dulu, organisasi lagi, dan organisasi terus. Kata
itu sudah mendarah daging di jiwaku, dimanapun aku berpijak di sana pun ada
amanah yang ku bawa. Tentunya tidak heran karena organisasi.
Berawal dari sebuah pesan berantai yang terus memenuhi kotak
pesanku, ku buka pesan itu satu persatu, ternyataaa ada sebuah organisasi yang
sedang berburu mencari punggawa punggawa baru, ksatria sang penerus tongkat
estafet mereka. Di atas dan di bawah sisi pesan tercantum rapih nama KSEI
(Kelompok Studi Ekonomi Islam), dan tak luput terselip pula pesan penyemangat “Selamat
datang wahai insane Rabbani”. Lantas apa yang ku respon, aku hanya menyimak
namun tak menanggapi, mulanya tak sedikit pun respon dari diriku. Bukan tak
peduli, bukan juga tak berminat. Sempat aku berpikir apakah iya akan ada jalan
bagiku memilih KSEI, apakah iya akhirnya Allah akan menempatkan aku di KSEI.
Mungkin bagi mereka yang sering hadir di acara KSEI, sering menyimak setia saat
para petinggi organisasi itu mengelurkan petuahnya, itu hal biasa. Kerana memang
telah tertanam bibit dalam diri mereka yang memang mereka berniat untuk menaburkannya di badan semi otonom tersebut.
Ketahuilah, tidak untuk aku ! hal itu yang membuat aku
berpikir keras untuk mencoba melangkah ke organisasi itu, tidak berpegang bekal
apapun aku memberanikan diri melangkah ke KSEI. Mengapa tidak berbekal? Lantas aku
kemana saja disaat KSEI sibuk mencerdaskan para calon kadernya?. Saat begitu
banyak acara KSEI terjadwal rapih aku selalu berhalangan untuk hadir, rupanya
memang Allah belum menakdirkannya untukku. Setiap ada acara KSEI saat itu pula
aku memikul amanah di tempat lain. Hati ini iri kepada mereka yang dengan mudah
menyaksikan acara tersebut .
Seiring berjalannya waktu tak ubahnya aku yang selalu sibuk
dengan amanah-amanahku, salah satunya kesibukanku di sebuah forum untuk sahabat
muslim se-fakultas yang aku sendiri menjadi kepalanya. Siapa yang tidak tahu
bahwa forum itu merupakan anak dari lembaga dakwah fakultas . Hari hari ku
jalani dengan forum itu, sampai aku menemukan titik loyal hingga akhirnya hati
ini mulai terasa terikat dengan keramah tamahan perilaku senior-senior yang
berada di lembaga dakwah fakultas. Aku perlahan-lahan mulai masuk ke dunianya
dan dijamu dengan begitu hasan. Pikiranku mulai bercabang, dilema dengan dua
pilihan organisasi, apakah Allah mengizinkan aku untuk tidak melangkahkan kakiku
ke lembaga dakwah fakultas tetapi memutar arah ke KSEI.
Hari demi hari pesan berantai itupun selalu datang, ajakan
untuk bergabung di Kelompok Studi Ekonomi Islam. Aku tak hanya diam, semakin
banyak pesan rupanya semakin membuatku dilema. Buat mereka mungkin aku
berlebihan, tetapi buatku ini adalah pilihan yang sulit. Kesalahan aku dalam
mengambil keputusan akan berujung pada penyesalan yang dalam. Malam itu sontak
aku mengeluarkan air mata, karena ku tak mampu lagi untuk memilih dari dua
pilihan itu. Aku sadar bahwa aku tidak sendiri. Malam itu juga aku memberanikan
diri dengan segala kepasrahanku bersimpuh di atas sajadah, menunaikan dua
rakaat untuk meminta pilihan mana yang benar-benar terbaik untuk aku dan
agamaku. I’m give up, ku serahkan semua pada tanganNya.
Tepat seminggu setelah aku memohon jawaban, berbagai
pintu-pintu Allah terbuka seraya memberi kemudahan, mulai dari dipertemukannya
aku oleh senior di sekolah yaitu Ka Danis, yang ternyata dia seorang Kepala
Divisi HRD di KSEI, divisi yang memang aku ingin pilih. Tidak hanya itu, Allah
pertemukan aku dengan para pejuang KSEI yang ternyata memang melekat di
lingkunganku. Bagiku ini bukan sebuah kebetulan, melainkan ini sebuah jawaban
dari Allah atas doaku.
Sontak terkejut, ketika semua temanku yang berada dalam
barisan forum sahabat muslim fakultas menanyakan alasan tekadku berpaling ke
KSEI. Yang ada dalam pikiran mereka mengapa aku seorang mas’ulah Salim tidak
melangkahkan kakinya ke lembaga dakwah fakultas, mengapa aku berani untuk
beralih. Aku hanya bisa menjawab ini adalah pilihan, terkadang kita memang
harus menjadi batu bata yang siap mengisi kekosongan ruang untuk memperkokoh
sebuah bangunan. Aku hanya bisa berpesan kepada mereka dimanapun kita harus
memperjuangkan yang terbaik. Aku tidak marah, aku tidak menyesal, tapi aku
bersyukur begitu indah jalan Allah untuk hidupku, selalu mempertemukanku dengan
orang-orang hebat.
Jangan tanya apa motivasiku ! motivasiku murni karena jawaban
Allah, murni karena niatku, murni karena amanah yang akan ku pikul. Prinsip dalam
hidupku, ketika aku harus berkontribusi untuk sebuah organisasi, organisasi itu
adalah organisasi yang tidak hanya mengajarkan aku how to be organisatoris,
tapi ia harus mampu memberikan aku ilmu.
Inilah KSEI, aku temukan KSEI dibalik sujud panjangku
Semoga ini awal yang baik, awal untuk aku menorehkan prestasi dimanapun
aku berada
Sambut generasi hangat Rabbanimu wahai para pejuang KSEI
Bismillahirrahmanirrohiim, nawaitu lillahi ta’ala
Dan Akhirnya Aku Memilih KSEI ..