Saturday, October 25, 2014

Tampilkan Citra Islam Berprestasi Sebagai Akselerasi Menuju Generasi Islam yang Berkualitas

Islam sering kali diberikan gambaran oleh orang-orang dan golongan yang tidak pernah mengenalnya sebagai agama yang mundur dan memundurkan. Islam juga dikatakan tidak pernah menggalakkan umatnya untuk menuntut dan menguasai berbagai lapangan ilmu pengetahuan. Kenyataan dan gambaran yang diberikan itu bukan saja tidak benar tetapi juga bertentangan dengan hakikat sejarah yang sebenarnya. Pada masa lalu dan memang sudah ajaran Islam, bahwa jika seseorang menemukan alat atau apapun yang belum ada manusia yang menciptakannya, maka wajiblah baginya untuk menyebarkan hasil temuannya itu. Menyebarkannya kepada umat manusia agar mereka dapat mempermudah pekerjaannya dan menjadikan mereka semakin bersyukur kepada Allah.

Sejarah adalah fakta, dan fakta adalah sejarah. Sejarah telah membuktikan betapa dunia Islam telah melahirkan banyak golongan sarjana dan ilmuwan yang cukup hebat dalam berbagai bidang keilmuwan. Mereka tidak menuntut satu apapun, termasuk “hak paten” atau “upeti” lainnya akibat temuannya tersebut.Namun propaganda media tumbuh berkembang kian pesat seolah mencabut kebenaran dari akarnya. Dan dari orang-orang baratlah ilmu-ilmu itu kemudian dicuri, lalu dipatenkan atas nama mereka untuk mencari keuntungan. Banyak sekali penemuan-penemuan dari kebudayaan Islam yang tak tercatat sejarah.Dibalik karya mereka tersimpan sebuah peradaban Islam yang dibangun atas dasar prestasi. Lahirnya para ilmuwan Islam menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang kaffah, Islam tidak hanya memperhatikan aspek syariah, ibadah, dan muamalah tetapi juga menjunjung tinggi ilmu di atas amal.

Sekiranya kita hendak berbicara tentang Islam dan kemuliaan ternyata tidaklah cukup hanya berbicara mengenai ibadah ritual belaka, tidaklah cukup hanya berbicara seputar shaum, shalat, zakat dan haji. Berkaca pada Sang Suri Tauladan, Rasulullah SAW, beliau adalah orang yang sangat mencintai prestasi. Hampir setiap perbuatan yang dilakukan Rasulullah terjaga mutunya dan begitu mempesona kualitasnya. Shalat beliau adalah shalat yang bermutu tinggi, shalat yang prestatif, khusyuk namanya. Amal-amal beliau merupakan amal-amal yang terpelihara, kualitasnya bermutu tinggi, ikhlas namanya. Tak dapat dipungkiri beliau adalah pribadi yang sangat menjaga prestasi dan mempertahankan kualitas terbaik dari apa yang sanggup ia lakukan.

Sederet fakta logis semakin menguatkan bahwa “Muslim harus berprestasi!”. Jika tidak berprestasi, maka ada yang harus ditata dan dibenahi bagaimana kita berislam. Boleh jadi belum seshalih yang selayaknya. Ada rasa tak puas dengan prestasi seadanya, ada rasa tak nyaman dengan cita-cita yang tak segera dijemput, ada muhasabah pada ikhtiar diri selama ini. Jika ada yang bertanya mengapa umat Islam belum dikatakan unggul dalam hal kualitas di muka bumi ini,, sekiranya kita sudi merenung bahwa ada hal yang tertinggal dalam menyuritauladani Rasulullah. Rupanya kita belum terbiasa dengan kata prestasi, seolah terasa asing dengan kata kualitas. Dan kita pun kerap kali terpengaruh manakala mendengar kata unggul. Akibat tak terbiasa dengan istilah-istilah tersebut kita pun tak lagi merasa bersalah andaikata tak tergolong menjadi orang yang berprestasi.

Prestasi sebagai bentuk akselerasi menuju generasi Islam yang berkualitas. Prestasi akan menjadi nilai jual Islam dihadapan publik. Prestasi juga yang akan menjadi magnet syiar bagi objek dakwah sebagaimana para Nabi menjadikan mukjizat sebagai wasilah syiar mereka. Berpikirlah sejenak berapa banyak pemuda islam yang mahsyur dengan prestasinya? Ratusan, ribuan atau bahkan jutaan? Bukankah perbandingannya masih sangat jauh dibandingkan pemuda-pemuda di luar Islam? belum lagi propaganda media yang tak kunjung usai mempercantik berita para pemuda non Islam. Semakin banyak mereka yang menguasai prestasi di segala bidang keilmuwan, maka semakin cepat gerak kaum liberal menjauhkan pemuda Islam dari ketauhidannya. Mereka jadikan prestasi sebagai magnet ketertarikan generasi Islam saat ini. Tak akan pernah habis cara musuh-musuh Allah dalam mengelabuhi generasi Islam saat ini. 

Prestasi adalah modal pembangunan generasi Islam yang lebih baik. Prestasi para pemuda Islam mencerminkan kadar berkualitasnya Islam itu sendiri. Dalam urusan duniawi, produk-produk yang unggul selalu lebih mendapat tempat di masyarakat. Lebih mendapatkan kedudukan dan penghargaan sesuai dengan tingkat keunggulannya. Semakin banyak pemuda-pemuda Islam yang berlabel
“prestatif” maka semakin kuat juga mereka menguasai semua ranah, menjadikannya sebagai peluang mendirikan panji-panji Islam di muka bumi. Selain itu, terciptanya pemuda Islam yang berprestasi mampu menampilkan citra baik di kalangan masyarakat. 

Generasi Islam tidak lagi dipandang sebagai generasi yang mundur bahkan jauh dari kejayaan, mereka tidak lagi dipandang sebagai generasi yang bodoh bahkan terbelakang, tidak lagi dipandang sebagai generasi yang tidak disiplin bahkan penggiat kerusakan. Para pemuda yang unggul akan bermanfaat lebih banyak daripada orang-orang yang tak memelihara dan meningkatkan mutu keunggulannya. Sehingga prestasi mampu mengakselerasi pembentukan generasi Islam yang berkualitas. Keberkulitasan generasi Islam telah mampu dibayar oleh segudang prestasi pemuda-pemudanya.

Sudah merupakan sunnatullah bahwa yang mendapatkan predikat terbaik hanyalah orang-orang yang paling berkualitas dalam sisi dan segi apa yang Allah takdirkan di setiap episode kehidupan. Siapapun yang ingin memelihara Islam dan membangun keberkualitasannya, maka bagian yang harus menjadi pedoman adalah menjadi insan yang senantiasa menikmati perbuatan dan karya terbaik yang paling berkualitas. Prestasi dan keunggulan harus menjadi bagian yang lekat menyatu dalam perilaku kita sehari-hari. 

Menyatupadukan tubuh yang memberikan karya terbaik sesuai dengan syariat dunia dan hati yang memberikan keikhlasan terbaik sesuai dengan syariat agama.Demi generasi Al Islam yang berkualitas, tubuh seratus persen bersimbah peluh dan keringat akan memberikan upaya terbaik, otak seratus persen akan digunakan untuk mengatur strategi yang paling jitu, serta hatiseratus persen memberikan tawakal dan ikhlas terbaik dalam mendirikan diin ini. 

Bangkitlah! Dan jangan menunda untuk menjadi generasi Islam yang unggul dan berprestasi dengan potensi yang telah Allah SWT anugerahkan kepada tiap diri hamba-hambaNya. Hanya pemuda Islam yang paling berhak menjadi manusia terbaik yang mampu menggenggam dunia daripada mereka yang ingkar tak mengakui bahwa segala potensi dan kesuksesan itu adalah anugerah Zat Maha Pencipta. “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyeru yang ma’ruf dan mencegah yang munkar dan beriman kepada Allah”.

Tampilkanlah citra Islam yang berpretasi, jadikan itu sebagai senjata dakwahmu. Bangkit dan berprestasilah atas nama Tuhanmu yang telah memberikanmu segudang ilmu dengan akal tanpa batas.Gerakkan hatimu untuk senantiasa meningkatkan mutu dan kecewalah ketika mutu itu tak kunjung baik hari demi hari. Pertajamlah senjatamu itu dengan amal, sebarluaskan tanpa batas melebihi mahsyurnya berita para liberal. 

Dengan prestasi engkau akan berdakwah lebih cepat dari biasanya, melibatkan ilmu dengan amal, menjadikan ketertarikan objek dakwah sebagai peluang tanpa batas mensyiarkan agama Allah. Prestasi pula yang akan menghidupakan magnet dalam diri kemudian menyebarkan daya tarik ke medan-medan dakwah dengan nyata. Bangunlah keberkualitasan agamamu di atas prestasi para pemuda-pemudanya, untuk bangsa, agama, dan almamater.